Main Article Content

Abstract

This article aims to explore the tradition of bebantai in Merangin, Jambi, as a living hadith practice in the local cultural context. Bebantai is a collective ritual of slaughtering buffaloes or cows to welcome the holy month of Ramadan. This tradition has been carried out for generations by the people of Merangin, especially in Pangkalan Jambu subdistrict. The research method used is qualitative with a descriptive-analytical approach. The data sources are primary and secondary data obtained through observation, interviews, and literature review. The data analysis technique uses content analysis. The results show that bebantai is a manifestation of the hadith about the virtue of sacrificing animals in Ramadan and distributing their meat to the needy. Bebantai also reflects the values of gratitude, solidarity, brotherhood, and mutual assistance among the community members. Bebantai is not only a religious ritual but also a cultural expression that preserves the local identity and social harmony.

Article Details

How to Cite
Baharudin, B., & Baiquni, A. (2023). Tradisi Bebantai di Merangin Jambi, Studi Living Hadis dalam Konteks Budaya Lokal. Al-Bukhari : Jurnal Ilmu Hadis, 6(1), 1 - 18. https://doi.org/10.32505/al-bukhari.v6i1.6144

References

  1. Abdullah, A. (2015). Kajian Budaya Merangin dalam Perspektif Living Hadis. Jurnal Humaniora, 27(3), 309-324
  2. Abidin, M. Zinal. (2009). Islam dan Tradisi Lokal dalam Perspektif Multikutura lisme. Millah. Vol. VIII, No. 2, 307
  3. Ahmad Hariandi, G. S. (2022). Nilai Kearifan Lokal dalam Tradisi Bebantai Kerbau dalam Menyambut Bulan Ramadhan di Kabupaten Merangin, Al-Mashlahah. Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam, Vol 10, No 02, 848-849.
  4. Alhusni, Tradisi Bebantai Menyambut Bulan Ramadhan dalam Masyarakat Merangin Jambi, Kontekstualita, Vol. 29, No. 1 (2014), 41.
  5. al-Bukhari, Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim. (1987). Shahih al-Bukhari. Bairut: Daar Ibn Kastir.
  6. al-Baihaqi, Abi Bakar Ahmad bin Husain. (1994) As-Sunan Al-Kubra. Beirut – Lebanon: Daar al-Kutub al-‘Alamiyah.
  7. Harahap, D. S. (2020). Peran Hadis dalam Praktik Tradisi Bebantai di Merangin, Jambi. Jurnal Studi Islam dan Sosial, 4(2), 185-198.
  8. Iskandar. AG. Ketua Lembaga Adat Desa Tanjung Mudo. Wawancara dengan Penulis. 07 Oktober 2022, Kabupaten Merangin. Rekaman Audio.
  9. Kartini, I. (2019). Dinamika Tradisi Bebantai di Merangin: Perspektif Living Hadis. Jurnal Kajian Islam, 13(1), 47-64.
  10. Komari, R. &. (2018). Bulan Ramadan dan Kebahagiaan Seorang Muslim. Jurnal Pendidikan Islam Berkelanjutan, Vol 2, No 2, 127-138.
  11. Putri, M. D. (2021). Tradisi Bantai Adat: Kearifan Lokal Menyambut Bulan Ramadhan Masyarakat Merangin Jambi. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2 389-418.
  12. Rahim, A. (2016). Living Hadis dan Tradisi Bebantai di Merangin: Antara Keberlanjutan dan Perubahan. Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 18(2), 141-156.
  13. Satar. Tokoh Agama Merangin. Wawancara dengan Penulis. 07 Oktober 2022. Kabupaten Merangi. Rekaman Audio.
  14. Siti Almukarromah, Pengasuh Ponpes Al-Mujahadah Bangko, Wawancara dengan Penulis, 07 Oktober 2022, Kabupaten Merangin, Rekaman Audio
  15. Setiawan, A. R. (2018). Pemahaman Tradisi Bebantai di Merangin melalui Lensa Hadis: Perspektif Living Hadis. Jurnal Living Hadis, 5(1), 65-78.
  16. Syamsuddin, A. (2018). Tradisi Bebantai di Merangin, Jambi: Antara Norma Agama dan Budaya Lokal. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 20(2), 175-189.
  17. at Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa. (1994). Sunan Tirmidzi. Beirut: Darul Fikr.