Main Article Content

Abstract

Kebutuhan guru BK disekolah SMA se- Kota Langsa masih belum mencukupi secara rasio yang ideal berdasarkan Permendikbud No 111 tahun 2014 yakni 1: 150 siswa. Kondisi lainya adalah remaja belum mampu terbuka dengan guru BK sehingga remaja lebih suka memecahkan masalahnya dengan teman sebaya. Tujuan pengabdian ini adalah mengetahui gambaran pemahaman siswa SMA se- Kota Langsa tentang konselor sebaya di sekolah. Kemudian mengetahui kesiapan siswa SMA se- Kota Langsa menjadi konselor sebaya. Selanjutnya mengetahui efektivitas kegiatan pelatihan mencetak konselor sebaya di SMA se- Kota Langsa. Metode pengabdian menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pada tahap persiapan membuat skala kebutuhan akan konseling sebaya dan merumuskan rancangan modul. Tahap pelaksanaan pelatihan menggunakan metode off the job training yakni metode pelatihan yang digunakan ceramah, dan FGD. Tahap Monitoring dan Evaluasi menggunakan sistem UCA (Understanding, Comfort and Action) yaitu membuat kelompok konseling teman sebaya di sekolah . Hasil pengabdian memperlihatkan bahwa pada setiap peserta kegiatan mendapatkan peningkatkan pemahaman pada saat sebelum diberikan pelatihan dan sesudah diberikan pelatihan. Ditinjau dari jurnal harian yang berikan oleh peserta sudah mampu menerapkan keterampilan dasar konselor teman sebaya. Keunggulan dari pengabdian ini adalah terbentuknya konselor sebaya yang dapat membantu guru BK dalam menyelesaikn masalah remaja di sekolah dan membantu program prioritas BKKBN Kota Langsa agar para remaja produktif dalam bidang sosial

Keywords

Konselor Teman Sebaya

Article Details

How to Cite
Chalidaziah, W., M. Ilyas, S., & Nanda, S. (2024). Pelatihan Konselor Teman Sebaya di SMA se-Kota Langsa. Connection: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 59-68. https://doi.org/10.32505/connection.v4i2.9860

References

  1. Ahmad, N. Q., Asdiana, A., & Jayatimar, S. (2019). Upaya guru pendidikan agama islam dalam menghadapi kenakalan remaja pada masa pubertas. Jurnal As-Salam, 3(2), 9–17.
  2. Bahri, S. (2020). Studi Evaluasi Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
  3. Pencerahan, 14(1), 39–61.
  4. Diananda, A. (2019). Psikologi remaja dan permasalahannya. ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 1(1), 116–133.
  5. Fawri, A., & Neviyarni, N. (2021). Konsep Manajemen Bimbingan dan Konseling.
  6. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 196–202.
  7. Gunawan, R. (2018). Peran tata kelola layanan bimbingan dan konseling bagi siswa di sekolah. Jurnal Selaras: Kajian Bimbingan Dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan, 1(1), 1–16.
  8. Mardison, S., & Yonalisa, R. F. (2020). The implementation of peer counseling to solve the students problem. 138–145.
  9. Monika, R., & Sukma, D. (2021). The relationship of peer support with student self- adjustment. Jurnal Neo Konseling, 3(2), 95–101.
  10. Mujib, A. (2005). Pengembangan psikologi Islam melalui pendekatan studi Islam.
  11. Jurnal Psikologi Islam, 1(1), 17–32.
  12. Nurihsan, A. J. (2016). Bimbingan dan Konseling: Dalam berbagai latar kehidupan. Refika Aditama. https://repo.iainbatusangkar.ac.id/xmlui/handle/123456789/6704
  13. Setyoningsih, Y. D. (2018). Tantangan Konselor di era milenial dalam mencegah degradasi moral remaja. 2(1), 134–145.