Main Article Content

Abstract

Budaya Patriarki meringkus kebebasan perempuan desa ke dalam ruang yang sempit. Ketertindasan perempuan desa dalam masyarakat patriarki yang kuat terlihat begitu nyata. Eksploitasi tubuh perempuan sebagai pekerja rumah tangga, pemuas nafsu laki-laki, juru masak di dapur, dan pengurus anak seumur hidup menjadi bentuk ketertindasan perempuan yang akhirnya sulit menjamah ruang publik. Namun, di ambang ketertindasan yang ada, perempuan desa masih memiliki kebebasan untuk ke luar rumah, yaitu ke pasar tradisional. Perempuan masih memiliki secercah harapan untuk mejamah ruang publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz dengan mengedepankan kedalaman data melalui kesadaran individu dalam melakukan tindakan sosial. Asumsi awal penelitian ini berdasar pada konsep ruang publik Hebermas yang menekankan kesetaraan posisi dalam menyampaikan opini di hadapan publik. Sehingga, peneliti melihat kesamaan posisi yang mampu di jamah perempuan desa dengan budaya partriarki yang kuat terdapat di pasar tradisional. Maka dari itu, perempuan desa mampu meretas budaya patriarki Madura  dengan menjadikan pasar tradisional sebagai momentum untuk menjamah ruang publik yang lebih luas.

Keywords

Budaya Patriarki Pasar Tradisional Ruang Publik

Article Details

How to Cite
Prasetya, R. A. (2022). Meretas Budaya Patriarki Madura: Eksplorasi Pasar Tradisional Sebagai Ruang Publik Perempuan Desa (Studi Fenomenologi Di Pasar Tradisional Desa Labang, Bangkalan). Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial Dan Kebudayaan, 13(1), 11-20. https://doi.org/10.32505/hikmah.v13i1.3750

References

  1. Aliyah, istijabatul. (2017). PEMAHAMAN KONSEPTUAL PASAR TRADISIONAL DI PERKOTAAN Istijabatul Aliyah. Cakra Wisata, 18(2), 16.
  2. Ariyani, N. I., & Nurcahyono, O. (2014). Digitalisasi Pasar Tradisional: Perspektif Teori Perubahan Sosial. Jurnal Analisa Sosiologi, 3(1), 1–12.
  3. Aziz Samudra, A. (2010). Analisis Persepsi Pelanggan Terhadap Kinerja Organisasi Publik Pengelola Pasar Tradisional: Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Pasar Tohaga (Bumd) Kabupaten Bogor. Sosiohumaniora, 12(2), 103. doi: 10.24198/sosiohumaniora.v12i2.5444
  4. Christian Elfan Pratama.W. (2019). PASAR TRADISIONAL BERKONSEP CITY WALK DI BSB KOTA SEMARANG. Semarang: UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA.
  5. Fitlayeni, R., Marleni, M., & Elvawati, E. (2015). Strategi Organisasi Informal Menjaga Persistensi Pasar Tradisional di Kecamatan Padang Barat. MIMBAR, Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 31(1), 61. doi: 10.29313/mimbar.v31i1.1106
  6. Foucault, M. (2017). Power/Knowledge: Wacana Kuasa/Pengetahuan (T. Setiawan, Sufianto, & Dkk, eds.). Yogyakarta: Narasi-Pustaka Promothea.
  7. Giddens, A. (2010). Teori Strukturasi (I). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  8. Gramsci, A. (2019). Catatan-Catatan dari Penjara. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  9. Gultom, S. C. M. F. (2009). Wanita dan Ruang Publik. Universitas Indonesia.
  10. Handoyo, P. (2018). Pengantar Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Unesa Press.
  11. Hannan, A. (2016). Gender dan Fenomena Patriarki Dalam Sosial Pendidikan Pesantren (Studi Tentang Hegemeoni Kiai Pesantren Terhadap Sosial Pendidikan Bias Gender). Seminar Nasional Gender Dan Budaya Madura III, (Madura: Perempuan, Budaya & Perubahan), 229–234.
  12. Hebermas, J. (2004). Krisis Legitimasi. Yogyakarta: Qalam.
  13. Hefni, M. (2019). ISLAM MADURA: Sebuah Studi Konstruktivisme-Strukturalis tentang Relasi Islam Pesantren dan Islam Kampung di Sumenep Madura (Pertama; R. Zaiful & T. Subakti, Eds.). Batu: Literasi Nusantara.
  14. Listyani, R. H. (2018). Sosiologi Gender. Surabaya: Unesa University Press.
  15. Mulyani, T. (2018). Kajian Sosiologis mengenai Perubahan Paradigma dalam Budaya Patriarki untuk Mencapai Keadilan Gender. Paradigma Hukum Pembangunan, 3(2), 149–158.
  16. Navlia, R. (2020). Pergeseran peran Gender di Pondok Pesantren Al-Amien Putri 1 dan Tahfidz Al-Ifadah Sumenep-Madura. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
  17. Nugroho, W. B., & Kamajaya, G. (2019). MENAKAR IDEALITAS LAPANGAN PUPUTAN SEBAGAI RUANG PUBLIK MASYARAKAT KOTA DENPASAR. POLITIKA, 10(1), 78–92.
  18. Nurhayati, S. F. (2014). Pengelolaan Pasar Tradisional Berbasis Musyawarah Untuk Mufakat. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 18(1), 49–56.
  19. Nurmila, N. (2015). Pengaruh Budaya Patriarki Terhadap Pemahaman Agama dan Pembentukan Budaya. KARSA, 23(105), 1–16.
  20. Palulungan, L., K., M. G. H. K., & Ramli, M. T. (2020). Perempuan, Masyarakat Patriarki & Kesetaraan Gender (1st ed.). Makassar: Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia.
  21. Prasetyo, A. G. (2012). Menuju Demokrasi Rasional: Melacak Pemikiran Jürgen Habermas Tentang Ruang Publik. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 16(2), 37770.
  22. Prastiwi, merlia indah. (2016). Perempuan dan Kekerasan Merlia. 9(1), 61–68.
  23. Prihutami, D. (2008). Successfull Urban Public Space. Depok: Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
  24. Read, E. (2020). Mitos Inferioritas Perempuan. sleman: Independen.
  25. Sabariman, H. (2019). Perempuan Pekerja (Status dan Peran Pekerja Perempuan Penjaga Warung Makan Kurnia). Jurnal Analisa Sosiologi, 8(2), 164.
  26. Sakina, A. I., & A., D. H. S. (2017). Menyoroti Budaya Patriarki Di Indonesia. Social Work Journal, 7(1), 71. doi: 10.24198/share.v7i1.13820
  27. Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (2nd ed.). Yogyakarta: Tiara Wacana.
  28. Schutz, A. (1945). The Homecomer. Amerikan Journal of Sociology, 50(5).
  29. Sedayu, D. W. (2018). The Effects of Patriarchal Culture To Female Characters As Seen in Without Mercy By Java Wain. Yogyakarta: Departement of English Letters, Sanata Dharma University.
  30. Sinaga, K. C., Lubis, Z., & Saragih, F. H. (2019). Analisis Profil Sosial Ekonomi Pedagang Sayur Lesehan di Pasar Tradisional. 8(April), 31–38.
  31. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  32. Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitaif (3rd ed.; S. Y. Suryandari, Ed.). Bandung: Alfabeta.
  33. Sukaatmadja, I. P. G., Nyoman, N., Yasa, K., & Rahyuda, H. (2015). Strategi Pengembangan Pasar Tradisional Berbasis Kearifan Lokal Untuk Mengentaskan Kemiskinan Di Bali. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, 8(2), 121–129.
  34. Susen, S. (2015). Critical Notes on Habermas’s Theory of the Public Sphere. Sociological Analysis, 5(October 2011), 37–62.
  35. Syamsuddin, M. (2019). History of Madura. Yogyakarta: Araska.
  36. Syarifuddin, D., Tradisional, P., Perspektif, D., Daya, N., Wisata, T., Tentang, S., … Kunci, K. (2018). Pasar Tradisional Dalam Perspektif Nilai Daya Tarik Wisata. Jurnal Manajemen Resort Dan Leisure, 15(1), 19–32. doi: 10.17509/jurel.v15i1.11266