Main Article Content
Abstract
Setiap anak dilahirkan dengan bakat tersediri, tidak terkecuali anak yang menyandang disleksia. Mereka terlahir dengan kesulitan belajar, namun pada umumnya mereka adalah anak yang cerdas. Sejatinya yang mereka perlukan adalah treatment yang sesuai untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami. Salah satu kesulitan yang sering muncul adalah kesulitan dalam kegiatan membaca yang merupakan salah satu skill dalam berbahasa. Kesulitan tersebut dapat mempengaruhi anak dalam memahami informasi dan pengetahuan terkini karena mayoritas kegitan belajar melibatkan aktivitas membaca. Untuk mengatasi masalah tersebut, orang tua dan guru sepatutnya bersabar dalam melatih serta secara simultan memotivasi si penderita untuk terus membaca. Instruksi yang jelas dan dorongan yang memadai memungkinkan anak mampu mewujudkan cita-citanya di kemudian hari.
Keywords
Article Details
References
- Auryn,V. (2007). How to Create Smart Kids. Diterjemahkan Oleh: Wahyu Santoso.Jakarta: Kata Hati.
- Beacham, Nigel A. & James L. Alty.(2006). An investigation into the effects that digital media can have on the learning outcomes of individuals who have dyslexia. Computers & Education. 47 74–93
- Bender, W. N. & Crane, M. K. (1999). Stress, Depression, and Suicide among Students with learning disabilities: Assessing The Risk. Learning Disability Quarterly, 22, 143-156.
- Dewi, Kristiantini. (2010). Disleksia (Si Pintar yang Sulit Membaca). Diakse 19 Pebruari 2017 dari http://indigrowchilddevelopmentcenter.html/DISLEKSIA/pintartapi-sulit-membaca/
- Hidayah, Rifa. (2012). Kemampuan Baca-Tulis Siswa Disleksia. Skipsi Tidak Diterbitkan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
- Marjuki, Andriyansyah. (2012). Kesamaan Einstein dan Tom Cruise: Disleksia. Diakses 3 Maret 2017 dari http://www.KOMPASIANA.com/KesamaanEinsteindanTomCruise DISLEKSIA/
- Menkes, J.H, H.B. Sarnat B.L. Maria. (2005). Learning disabilities, dalam J.H. Menkes, HB. Sarnat (penyunting).Child Neurology, Edisi ke-7. Lippincott Williams and Wilkins: Philadelphia.
- Suci P, Norma. (2015). Disleksia? Sulit Membaca Tapi Tetap Istimewa. Diakses 17 Januari 2017 dari http://pijarpsikologi.org/disleksis-sulitmembaca-tapi-tetap-istimewa/.
- Sally,Shaywitz. (2003). Overcoming dyslexia. Ney York: Alfred A Knopf. Sally, Shaywitz& Bennett. (2006). Dyslexia, dalam: KF. Swaiman, S. Ashwal, DM. Ferreier (penyunting).Pediatric Neurology Principles And Practice.1(4). Mosby: Philadelphia.
- Schneider, W. (2000).Training Phonological Skills. Dyslexia in Chinese: Clues from Cognitive Neuroxychology. 92(2). 284-295.
- Swastantika, D. (2015). Disleksia - Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya. Diakses 17 Januari 2017 dari http://id.theasianparent.com/ketahui-tentang-disleksia/2/
- Valentina, Vica. (2014). Scotopic Sensitivity Syndrome (Irlen Syndrome). Diakses 10 Maret 2017 dari http://www.ScotopicSensitivitySyndrome(IrlenSyndrome).html/