Main Article Content

Abstract

The prosecution of serious human rights violations in Indonesia is complemented by special courts. These courts are ad hoc and can try cases of past serious human rights violations. By ratifying the Rome Statute, Indonesia will become a state subject to the jurisdiction of the International Criminal Court. However, this feature of subordination is not absolute, but rather complementary. The aim of this research is to determine aspects of serious human rights violations in international law as well as the effectiveness of the implementation of international criminal law in the human rights justice system in Indonesia. The research method is normative law using secondary data with a conceptual approach. The research results show that serious human rights violations in international law can take into account the objectives of international criminal law regulations as well as Indonesian criminal law regulations. These are issues that affect the interests of security, order and peace of the international community and humanity in particular. The International Court of Justice has jurisdiction limited to the most serious crimes of concern to the international community as a whole. Under the Rome Statute, the Court has jurisdiction over serious human rights violations. However, Indonesia has not yet ratified the Rome Statute, due to differing views on how it should function and differing understandings of human rights violations.

Keywords

Effectiveness Statute Human Rights

Article Details

How to Cite
B Pongkapadang, O. H. (2024). Ratifikasi Statuta International Criminal Court Dalam Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia: Perlukah?. Legalite : Jurnal Perundang Undangan Dan Hukum Pidana Islam, 9(1), 12-25. https://doi.org/10.32505/legalite.v9i1.8129

References

  1. B, Maryati. “Aspek–Aspek Hukum Perjanjian Internasional Dan Kaitannya Dengan Mou Helsinki.” Jurnal Humaniora : Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi Dan Hukum 1, no. 1 (March 7, 2019): 30–39. https://doi.org/10.30601/humaniora.v1i1.39.
  2. Bawulele, Noldy Lexi. “Penangkapan Terhadap Orang Yang Diduga Melakukan Tindak Pidana Terorisme Menurut Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003.” Lex Crimen 7, no. 10 (2019).
  3. Fernida, Indria. “Hak Asasi Manusia, Akuntabilitas, Dan Penegakan Hukum Di Indonesia, Jakarta.” IDSPS Press, 2009.
  4. Irham, Apripari. “Penegakkan Yurisdiksi International Criminal Court Atas Kejahatan Agresi Pasca Kampala Amendments Diadopsi Dalam Rome Statute.” SASI 26, no. 4 (December 30, 2020): 540. https://doi.org/10.47268/sasi.v26i4.272.
  5. Juliardi, Budi, Yoan Barbara Runtunuwu, Mohammad Hendy Musthofa, Andi Darmawansya TL, Arini Asriyani, Raju Moh Hazmi, Muh Akbar Fhad Syahril, Tri Eka Saputra, Zuhdi Arman, and Muhammad A Rauf. Metode Penelitian Hukum. CV. Gita Lentera, 2023.
  6. Latifah, Marfuatul. “Urgensi Indonesia Menjadi Negara Pihak Statuta Roma Bagi Perlindungan HAM Di Indonesia.” Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri Dan Hubungan Internasional 5, no. 2 (2016).
  7. Nusantara, Abdul Hakim G. “Penerapan Hukum International Dalam Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat Di Indonesia.” Indonesian Journal of International Law 1, no. 4 (August 12, 2021). https://doi.org/10.17304/ijil.vol1.4.566.
  8. Prasetyo, Kurniadi. “Penerapan Kaidah-Kaidah Hukum Pidana Internasional Dalam Masyarakat Internasional.” Justice Pro: Jurnal Ilmu Hukum 4, no. 1 (2020): 60–66.
  9. Saputra, Ozi, and Surajiman Surajiman. “Penegakan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (Ham) Berat Dalam Politik Hukum Di Indonesia: Studi Kasus Timor Timur.” JOURNAL OF ISLAMIC AND LAW STUDIES 5, no. 1 (December 20, 2021). https://doi.org/10.18592/jils.v5i2.5789.
  10. Saputra, Tri Eka. “Implications of Taxation Cluster for the Improvement of Indonesian Economy in the Perspective of Omnibus Law.” Amsir Law Journal 5, no. 1 (October 30, 2023): 37–47. https://doi.org/10.36746/alj.v5i1.297.
  11. Shiddiqoh, Aisyah, Fifiana Wisnaeni, and Lita Tyesta Addy Listya Wardhani. “Kedudukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Sebagai Lembaga Negara Penunjang (Auxiliary State Organs).” Diponegoro Law Journal 8, no. 1 (2019): 59–79.
  12. Sobarnapraja, Agus. “Penegakan Hukum Pelanggaran Hak Asasi Manusia Di Indonesia.” Jurnal Ilmu Kepolisian 14, no. 1 (June 2, 2020): 13. https://doi.org/10.35879/jik.v14i1.206.
  13. Sujarwo, Herman. “Penyelesaian Pelanggran Hak Asasi Manusia (HAM) Berat Dalam Istrumen Hukum Internasional.” Syariati : Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Hukum 3, no. 02 (November 1, 2017): 239–48. https://doi.org/10.32699/syariati.v3i02.1156.
  14. Sumigar, Bernhard Ruben Fritz. “Pelanggaran Berat HAM Dalam RUU KUHP: Tinjauan Dari Hukum Internasional (Gross Violations of Human Rights in the Criminal Code Bill: An Overview from International Law).” Negara Hukum: Membangun Hukum Untuk Keadilan Dan Kesejahteraan 11, no. 2 (December 1, 2020): 125–44. https://doi.org/10.22212/jnh.v11i2.1639.
  15. Thontowi, Jawahir. “Pemberantasan Terorisme Dalam Kaitannya Dengan Penyelundupan Obat Terlarang, Senjata Dan Pencucian Uang Di Kawasan Asia.” Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM 9, no. 21 (2002): 87–102.
  16. Tumbel, Zidane. “Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Budaya Masyarakat Adat Dalam Perspektif Hukum Hak Asasi Manusia.” LEX ET SOCIETATIS 8, no. 1 (May 18, 2020). https://doi.org/10.35796/les.v8i1.28466.
  17. Turnip, M O Saut Hamonangan. “Urgensi Indonesia Meratifikasi Statuta Roma Dan Harmonisasinya Pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Ham.” Jurnal Pendidikan Tambusai 4, no. 1 (2020): 453–61.
  18. Wenqi, Zhu. “On Co-Operation by States Not Party to the International Criminal Court.” International Review of the Red Cross 88, no. 861 (2006): 87–110.
  19. Wulandari, Sri. “Kajian Tentang Praperadilan Dalam Hukum Pidana.” Serat Acitya 4, no. 3 (2016): 1.
  20. Yates, Sarah. “Black’s Law Dictionary: The Making of an American Standard.” Law Library Journal 103, no. 2 (2011).