Main Article Content

Abstract

Dalam dasawarsa terakhir berkuasa, 1988-1998, Soeharto menampilkan pribadi sebagai pemimpin umat Islam Indonesia. Jika dibandingkan dengan masa-masa awal ia berkuasa, maka, era ini sesungguhnya memperlihatkan keunikan dan kegigihannya dalam mempertahankan kekuasaanya. Pertama, ia menampilkan diri sebagai seorang muslim yang sejati, selalu mengawali pembacaan pidato dan amanatnya dengan kalimat Bismillah Hirrohman Nirrohim, sesuatu yang baru dan tak pernah dilakukan pada awal-awal ia berkuasa dan berjaya. Arti harfiah, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.  Kedua, ia memberikan restu pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, disingkat ICMI, yang menjadi wahana baru untuk merangkul kekuatan Islam. Ketiga, ia menunaikan ibadah haji, dan prosesi pelaksanaan ibadah haji itu dipublikasikan secara luas, mirip propaganda politik, dan meminjam istilah Geertz menampilkan sisi nyata keberlanjutan pentas agung dari negara teater. Rakyat menunggu, menikmati, dan merasakan pentas politik Ibadah Haji tersebut.   


Kata Kunci :  Bismillah, Anti Komunis-China, dan Politik Islam

Keywords

Bismillah, Anti Komunis-China, dan Politik Islam

Article Details

References

  1. Daftar Pustaka
  2. Abdulgani-Knapp, Retnowati (2007). Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President: An Authorised Biography. Marshall Cavendish Editions.
  3. Adam, Cindy. (2018). Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat. Yogyakarta: Yayasan Bung Karno
  4. Artha, Arwan Tuti. (2007). Dunia Spiritual Soeharto: Menelusuri Laku Ritual, Tempat-Tempat dan Guru Spiritualnya, Yogyakarta: Galang Press.
  5. Departemen Agama RI. (1994). Perjalanan Ibadah Haji Pak Harto. Dihimpun dan disunting oleh Tim Penyusunan dan Penerbitan Buku Perjalanan Ibadah Haji Pak Harto. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
  6. Dwipayana, KH dan Ramadhan KH. (1989). Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya : Otobiografi. Seperti diceritakan kepada. Jakarta : PT Citra Lamtoro Gung Persada.
  7. Elson, R.E. (2001). Suharto: A Political Biography, Cambridge: Cambridge University Press,
  8. Feith, Herbert (1968). "Suharto's Search for a Political Format" (PDF). Indonesia. 6 (6): 88–105. October 1968. JSTOR- 3350713
  9. Feillard Andree. (1999). NU vis-a-vis Negara: Pencarian, Isi, Bentuk, dan Makna. Alih Bahasa : Lesmana. Yogyakarta: LkiS,
  10. Geertz, Clifford. (2000). Negara Teater: Kerajaan-Kerajaan di Bali abad ke-19. Penerjemah Hartono Hadikusumo. Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya.
  11. Gibels, Lambert. (2001). Sukarno: Biografi 1901-1950. Jakarta: Grasindo.
  12. Hering, Bob.(2012). Soekarno : Arsitek Bangsa. Jakarta : Penerbit Kompas
  13. Hefner, Robert W. (2000). Civil Islam dan Demokratisasi di Indonesia. Penerjemah Ahmad Baso, Jakarta: Institut Studi Arus Informasi
  14. Hooker, M.B. 2008 Indonesian Syariah: Defining a national school of Islamic Law. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies
  15. Jun, Honna.(2003). Military Politics and democratization in Indonesia. Lodon and New York, RoutledgeCurzon.
  16. McGlynn, John H. et al. (2007). Indonesia in the Soeharto years. Issue, incidents and images, Jakarta, KITLV
  17. Muas, R Tuty Nur Mutia Enoch. (2015). Diplomasi Tanpa Kehilangan Muka : Peran Konsep Mianzi dibalik Normalisasi Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok 1990. Tangerang : Serat Alam Media
  18. Nader, Hashemi. (2009). Islam, secularism, and liberal democracy. London : Oxford University Press,
  19. Notosutanto, Nugroho & Ismail Saleh. (1968), The Coup Attempt of the 30 September Movement in Indonesia, P.T. Pembimbing Masa, Djakarta
  20. Pour, Julius. (2000). Gerakan 30 September : Pelaku, Pahlawan & Petualang/Catatan Julius Pour, Jakarta: Penerbit Buku Kompas
  21. Quinn, George. (2009). National Legitimacy through a regional prims: Local pilgirmage and Indonesia’s Geoge Javanese President, dalam Minako Sakai, Glenn Banks and JH Walkers (eds), The Politics of Periphery in Indonesia, Singapore: NUS Press, 2009.
  22. Roy, Oliver. (1994). The Failure of Political Islam. Translation. Carol Volk. Cambridge, MA: Harvard University Press
  23. Roy, Oliver. (2004). Globalized Islam: the search for a new ummah. New York: Columbia University Press.
  24. Ricklefs.M.C. (2013). Mengislamkan Jawa : Sejarah Islamisasi di Jawa dan Penentangnya dari 1930 sampai sekarang. Penerjemah FX Dono Sunardi & Satrio Wahono. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2013.
  25. Roeder, O.G. 1971. Who’s who in Indonesia: Biographies of prominent Indonesian personalities in all fields, Djakarta : Gunung Agung
  26. Rukmana, Siti Hardiyanti. (2011). Pak Harto: The Untold Stories, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  27. Sulistyo, Hermawan. (2000). Palu Arit di Ladang Tebu-Sejarah Pembantaian Masal Yang Terlupakan 1965-1966. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
  28. Suharto & Rukmana, Siti Hardiati. (1987). Butir-Butir Budaya Jawa. Jakarta: Yayasan Purna Bhakti Pertiwi.
  29. Sukma, Rizal. (1999). Indonesia and China : The Politics of a Troubled Relationship. London & New York : Routledge
  30. Suryadinata, Leo. (1981). The Chinese Minority and Sino-Indonesian Diplomatic Relations’, Journal of Southeast Asian Studies, vol. XII, no. 1 (March 1981).
  31. Winarno, Hery H. 2013). "De-Soekarnoisasi, Soeharto 'bunuh' Bung Karno di hati rakyat". merdeka.com. 21 Juni 2013
  32. Sumber Internet :
  33. Video dokumenter Lawatan Kenegaraan Presiden Soeharto of Indonesia ke Amerika Serikat dan disambut oleh Presiden Ronald Reagen di Gedung Putih. Sambutan resmi dengan musik militer dan pidato kedua kepala negara di hadapan hadirin pejabat tinggi kedua negara di halama Gedung Putih. Dari koleksi rekaman Kantor Televisi Gedung Putih. Remarks on October 12, 1982 - https://youtu.be/Ad85sYJHZJQ, diakses pada tanggal 30-09-2022.
  34. Ucapan Terima kasih:
  35. Terima kasih untuk Bung Alkaf, Muhammad Alkaf-IAIN Langsa atas undangan berdiskusi dan berbincang yang sangat menggugah dan luar biasa bersemangat tentang Islam dan Politik pada masa Orde Baru dan Suharto.