Main Article Content

Abstract

The right to obtain remission in Indonesia is contained in Law Number 22 of 2022 concerning Corrections. Regarding the right to remission is contained in Article 34A paragraph (1) letter a of Government Regulation Number 99 of 2012 concerning Conditions and Procedures for Implementing the Rights of Prisoners. The problem that occurs is whether corruptors who harm the state and Indonesian society deserve remission. The issue of Justice Collaborator is also interesting to discuss because it has many pros and cons. This research is a doctrinal research with a statutory and conceptual approach. Legal materials are obtained from legislation, to strengthen the analysis, this research also uses some empirical and normative research results. The analysis of data is carried out using the content analysis method which focuses on the study of laws and regulations regarding remission. This study argues that the elimination of the requirement to become a Justice Collabolator for perpetrators of corruption will eliminate human rights because the right to obtain remission is not given immediately but there must be mandatory conditions and procedures that must be met for perpetrators of corruption. based on Article 29 paragraph (2) and Article 28J paragraph (2) of the 1945 Constitution that restrictions on the fulfillment of human rights can only be carried out for reasons carried out under the law and stipulated by law. Meanwhile, the elimination of the requirement to become a Justice Collaborator

Keywords

Remission Human Rights Corruptors

Article Details

References

  1. Ainuddin, A. (2022). Kebijakan Pemberian Remisi Bagi Narapidana di Indonesia Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Unizar Law Review (ULR), 5(1), Article 1. https://doi.org/10.53726/ulr.v5i1.558
  2. Arfa, N., Nur, S., & Monita, Y. (2019). Pola Pembinaan Terhadap Narapidana Seumur Hidup Dalam Kebijakan Implementasinya. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 3(2), Article 2. https://doi.org/10.22437/jssh.v3i2.8428
  3. Ariyanti, D. O., & Ariyani, N. (2020). Model Pelindungan Hukum Terhadap Justice Collaborator Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 27(2), Article 2. https://doi.org/10.20885/iustum.vol27.iss2.art6
  4. Aswandi, B., & Roisah, K. (2019). Negara Hukum Dan Demokrasi Pancasila Dalam Kaitannya Dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 1(1), 128–145. https://doi.org/10.14710/jphi.v1i1.128-145
  5. Ghafur, A., Kana, P. A., & Rosmely, W. (2018). Efektivitas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Dalam Pemberian Remisi Kepada Narapidana Tindak Pidana Khusus Di Lembaga Pemasyarakatan Klas Ii A Padang. Unes Journal of Swara Justisia, 1(4), Article 4.
  6. Hafid, Z. P. (2019). Justice Collaborator Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Perlindungan Saksi dan Korban. Jurnal Al-Qadau: Peradilan Dan Hukum Keluarga Islam, 6(1), Article 1. https://doi.org/10.24252/al-qadau.v6i1.9457
  7. Hakim, M. H. (2016). Pergeseran Orientasi Penelitian Hukum: Dari Doktrinal Ke Sosio-Legal. Syariah: Jurnal Hukum Dan Pemikiran, 16(2), 105–114. https://doi.org/10.18592/sy.v16i2.1031
  8. Hasan, A., Sulistyoko, A., & Basri, B. (2017). Remisi Terhadap Koruptor dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam. Syariah: Jurnal Hukum Dan Pemikiran, 17(2), 239–265. https://doi.org/10.18592/sy.v17i2.1973
  9. Kusuma, A. E. P., & Adhari, A. (2021). Kepastian Hukum Ketentuan Pelaku Utama Dalam Kriteria Justice Collaborator di Indonesia. Indonesian Journal of Criminal Law, 3(2), Article 2.
  10. Maesty, A. D. P., & Soeskandi, H. (2022). Pemberian Remisi Bagi Pelaku Tindak Pidana Korupsi. Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance, 2(3), Article 3. https://doi.org/10.53363/bureau.v2i3.117
  11. Muladi. (2008). Lembaga Pidana Bersyarat. PT. Alumni.
  12. P Sibuea, H. (2014). Ilmu Negara. Erlangga.
  13. Pertiwi, E. K., & Rahmad, N. (2020). Tinjauan Norma Hukum Justice Collaborator Dan Whistleblower Pada Tindak Pidana Korupsi. Perspektif, 25(2), Article 2. https://doi.org/10.30742/perspektif.v25i2.768
  14. Pratama, B. D., & Budiarsih, B. (2023). Analisis Kebijakan Kedudukan Justice Collaborator Dan Whistleblower Dalam Tindak Pidana Korupsi. Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.53363/bureau.v3i1.183
  15. Prihantoro, D. (2020). Pemberian Remisi Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dalam Prespektif Hukum Positif. Transparansi Hukum, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.30737/transparansi.v3i1.669
  16. Purwati, A. (2020). Metode Penelitian Hukum Teori & Praktek. Jakad Media Publishing. http://eprints.uwp.ac.id/id/eprint/2819/
  17. Putro, S. H. D., Hosnah, A. U., Prihatini, L., Wijaya, M. M., & Alam, N. R. (2022). Pemberian Remisi Bagi Koruptor Dikaitkan Dengan Komitmen Pemerintah Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia. PALAR (Pakuan Law Review), 8(4), Article 4. https://doi.org/10.33751/palar.v8i4.6323
  18. Rahmat, D., Nu, S. B., & Daniswara, W. (2021). Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. Widya Pranata Hukum : Jurnal Kajian Dan Penelitian Hukum, 3(2), Article 2. https://doi.org/10.37631/widyapranata.v3i2.423
  19. Rahmatiah, R. (2014). Remisi Dalam Tindak Pidana Pembunuhan. Jurnal Al-Qadau: Peradilan dan Hukum Keluarga Islam, 1(1), Article 1. https://doi.org/10.24252/al-qadau.v1i1.645
  20. Rahmatil, D. U. (2018). Pelaksanaan Pemberian Remisi Terhadap Narapidana Tindak Pidana Korupsi, Narkotika, Dan Terorisme [Universitas Gadjah Mada]. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/161552
  21. Razi, F. (2016). Pemberian Remisi Terhadap Terpidana Korupsi Dalam Perwujudan Persamaan Kedudukan Dalam Hukum. Lex Specialist, 24, 1–12.
  22. RixzaFA, M. R. (2012). Urgensi Pengetatan Pemberian Remisi Bagi Narapidana Korupsi [Sarjana, Universitas Brawijaya]. http://repository.ub.ac.id/id/eprint/111409/
  23. Rori, W. (2013). Kebijakan Hukum Mengenai Syarat Pemberian Remisi Kepada Narapidana Tindak Pidana Korupsi. LEX CRIMEN, 2(7), Article 7.
  24. Rumadan, I. (2013). Problem Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia Dan Reorientasi Tujuan Pemidanaan. Jurnal Hukum Dan Peradilan, 2(2), Article 2. https://doi.org/10.25216/jhp.2.2.2013.263-276
  25. Siagian, Y. O. (2018). Pemberian Remisi Terhadap Narapidana Koruptor yang Berkedudukan Sebagai Justice Collaborator [Thesis, Universitas Sumatera Utara]. https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6827
  26. Simarmata, B. (2011). Pemberian Remisi Terhadap Narapidana Koruptor Dan Teroris. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 23(3), Article 3. https://doi.org/10.22146/jmh.16171
  27. Sulistiyatna, M. G. A. (2021). Hak Remisi Dan Asimilasi Narapidana Di Indonesia Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Lex Renaissance, 6(1), Article 1. https://doi.org/10.20885/JLR.vol6.iss1.art5
  28. Syamsuri, S. (2021). Politik Hukum Pemerintah Terhadap Kebijakan Remisi. SOL JUSTICIA, 4(2), Article 2. https://doi.org/10.54816/sj.v4i2.452
  29. Tan, D. (2021). Metode Penelitian Hukum: Mengupas Dan Mengulas Metodologi Dalam Menyelenggarakan Penelitian Hukum. NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(8), Article 8. https://doi.org/10.31604/jips.v8i8.2021.2463-2478
  30. Triwahyuningsih, S. (2018). Perlindungan Dan Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) Di Indonesia. Legal Standing : Jurnal Ilmu Hukum, 2(2), Article 2. https://doi.org/10.24269/ls.v2i2.1242
  31. Wulandari, S. (2016). Efektifitas Sistem Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Terhadap Tujuan Pemidanaan. JURNAL ILMIAH HUKUM DAN DINAMIKA MASYARAKAT, 9(2), Article 2. https://doi.org/10.56444/hdm.v9i2.303
  32. Wulandari, S. (2019). Peran Lembaga Pemasyarakatan Dalam Pemberian Remisi Bagi Narapidana. SPEKTRUM HUKUM, 14(1), Article 1. https://doi.org/10.35973/sh.v14i1.1103
  33. Zulfan, Z. (2018). Pemikiran Politik Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Rousseau tentang Perjanjian Sosial. Jurnal Serambi Akademica, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.32672/jsa.v7i2