Main Article Content

Abstract

Rebu ngerana is a tradition that limits communication between three parties, including male and female in-laws, female in-laws with son-in-law, and fellow in-laws of different sexes. The purpose of this study is to analyze the meaning of the reconstructed tradition and its relationship with Islamic law. The method used is juridical empirical with the 'urf approach. The results of this study can be understood that the Karo people understand the tradition of rebu ngerana as an ancestral tradition that should be preserved because it has its own value in household life. However, in its current implementation, the Karo community in Ujung Teran village only imposes a tradition on their brother in-law to remind people to be aware of social principles in the way of life in a relationship. Meanwhile, in the view of ‘urf, the rebu ngerana tradition is included in the category of ‘urf sahih. So that it can be understood that this tradition has a relationship with the essence of marriage, namely maintaining self and family.

Keywords

Tradition Rebu Ngerana ‘Urf

Article Details

How to Cite
Azka. A. M, A. M. (2020). Tradisi Rebu Ngerana Pasca Perkawinan Pada Masyarakat Karo Sumatera Utara Perspektif ‘Urf. Al-Qadha : Jurnal Hukum Islam Dan Perundang-Undangan, 7(2), 88-98. https://doi.org/10.32505/qadha.v7i2.1962

References

  1. Aziz Dahlan, Abdul. Ensiklopedia Hukum Islam. 5th ed. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve, 2001.
  2. Depari, A. S. “Sistem Sosial Masyarakat Suku Karo.” Accessed December 12, 2020. https://www.academia.edu/19733202/Sistem_Sosial_Masyarakat_Suku_Karo.
  3. Djazuli, Ahmad. Ilmu Fiqh (Penggalian, Perkembangan, Dan Penerapan Hukum Islam). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.
  4. Edi. “Tradisi Rebu Jaga Keharmonisan Keluarga.” Accessed December 12, 2020. http://www.ediginting.com/2012/06/rebu-jaga-keharmonisan-keluarga.html.
  5. Ginting, Sardis Br, La Niampe, and La Ode Topo Jers. “Rebu: Tradisi Pantangan bagi Suku Karo.” ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya 9, no. 1 (February 28, 2020): 62–70. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v9i1.725.
  6. Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999.
  7. Mu’thi, Abdul. “Bahaya yang Mengancam Keharmonisan Rumah Tangga.” Majalah Islam Asy-Syariah (blog), March 3, 2013. https://asysyariah.com/bahaya-yang-mengancam-keharmonisan-rumah-tangga/.
  8. Nasution, Khoiruddin. Hukum Perkawinan Dan Warisan Di Dunia Muslim Modern. Yogyakarta: Yogyakarta: ACAdeMIA, 2012.
  9. Rina. Wawancara Perangkat Desa Ujung Teran, February 20, 2020.
  10. Santoso, Imam Budhi. Petuah-Petuah Bijak Para Leluhur Nusantara Seputar Perkawinan. Yogyakarta: Laksana, 2011.
  11. Sinulingga, Musliadi. Wawancara Masyarakat Desa Ujung Teran, April 12, 2019.
  12. Sinuraya, Jepri Andi, and Waston Malau. “Rebu dalam Sistem Kekerabatan Etnis Batak Karo di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.” Gondang: Jurnal Seni dan Budaya 3, no. 1 (June 1, 2019): 35–49. https://doi.org/10.24114/gondang.v3i1.13018.
  13. Soekanto, Soerjono. Sosiologi: Suatu Pengantar. 43rd ed. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
  14. Sulistyaningsih, Wiwik, and Sartika. “Gambaran Komunikasi Interpersonal Menantu Dan Mertua Yang Menggunakan Adat Rebu Di Budaya Karo.” PREDICARA 1, no. 2 (2012): 81–85.
  15. Syafe’i, Rachmat. Ilmu Ushul Fiqih. 4th ed. Bandung: Pustaka Setia, 2010.
  16. Tania S.B, Rivira, and Diah Agung E. “Analisis Pengaplikasian Adat Rebu Pada Masyarakat Karo.” Liski 1, no. 1 (2015): 1–11.
  17. Yunus, Ahmad, Siti Maria, Kencana S, and Elizabeth T. Gurning. Makna pemakaian rebu dalam kehidupan kekerabatan orang Batak Karo. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.
  18. “17 Adab Mertua Terhadap Menantu - DalamIslam.Com.” Accessed December 12, 2020. https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/adab-mertua-terhadap-menantu.
  19. DalamIslam.com. “17 Kewajiban Menantu Wanita Terhadap Mertua,” November 13, 2017. https://dalamislam.com/info-islami/kewajiban-menantu-wanita-terhadap-mertua.
  20. Arifin. Wawancara Pemuka Agama Desa Ujung Teran, February 20, 2020.
  21. Asni. Wawancara Masyarakat Desa Ujung Teran, February 20, 2020.