Main Article Content

Abstract

Harmonis adalah satu pemahaman dan selaras, saban langkah dan sependepat dalam menjalankan sebuah kewajiban dan tugas, tidak ada pertikaian didalamnya tidak ada permusuhan dan tidak saling menyalahkan dan menyakiti, dengannya akan melahirkan kedamaian dan ketenagan. Harmonisasi dalam pendidikan mesti diwujudkan agar terciptanya tujuan pendidikan seperti yang tertuang dalam UU, dan agar tidak terjadinya polemik dan kesenjangan sosial dalam dunia pendidikan disebabkan dengan ras, suku dan agama yang berbeda sehingga menjadikan mereka bertindak disharmonis, tidak memiliki etika dan tatakrama baik dengan guru atau dengan sesamanya. Cinta akan mempersatukan mereka semua walau berada dalam ranah pendidikan multi etnik, sebab cinta tidak memiliki celah yang membuat mereka harus bertikai, melukai. Cinta dapat menyatukan antara dua karakter yang berbeda menjadi tentram, maka dalam tulisan ini penulis ingin membicarakan tentang konsep cinta Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah yang dapat kita terapkan dalam dunia pendidikan untuk dapat membentuk harmonisasi, tulisan ini menggunakan teori Piere Bourdieu dengan konsep habitus yakni memperhatikan kebiasaan (habitus) serta agen, ranah dan modal sehingga nantinya akan menghasilkan tujuh elemen penting melalui teori tersebut.

Article Details

How to Cite
M. Wali Alkhalidi. (2023). Pembentukan Harmonisasi dalam Pendidikan Islam Melalui Konsep Cinta Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Az-Zarnuji: Journal of Islamic Education, 1(1), 20-30. https://doi.org/10.32505/az-zarnuji.v1i1.5104

References

  1. Al-‘Alamah Syaikh Burhanuddin Az- Zarnuji. (2006). Terjemahan Ta’lim Muta’lim, Jakarta: Ibad’zig.
  2. Asef Umar Fakhruddin (2007). Pendidikan Berbasis Cinta. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan Insania 12 (3).
  3. Depdikbud. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Depdikbud.
  4. Fakhrurrazi, dkk, (2021) The Role Of Dayah Salafiyah In The Development Of Religious Culture In Langsa, dalam Jurnal Al-Ishlah, Vol. 13, No. 3 (2021), h. 2435-2444. DOI:10.35445/alishlah.v13i3.1066
  5. Ibnu ‘Adi. (2002). Al Kamil, Damaskus : Dār Ibn Kasīr.
  6. Ibnu Hazm. (2005). Thūq Al-Ḥamāmah, fi Al-Ilfah wa Al-Ullāt. Terjm. Abd Badruzzaman, Jakarta: PT Serambi Ilmu semesta.
  7. Ibnu Qayim Al-Jauziyah. (2011). Raudhatul Muhibbin. Jakarta : Qisthi Pres.
  8. Ibnu Qayim Al-Jauziyyah, Rauḍat Al-Muḥibbīn wa Nuzhat Al-Musytāqīn,
  9. Ibnu Qayim Al-Jauziyyah, Rauḍat Al-Muḥibbīn wa Nuzhat Al-Musytāqīn,
  10. Ibnu Qayim Al-Jauziyyah, Rauḍat Al-Muḥibbīn wa Nuzhat Al-Musytāqīn,
  11. Ibnu Qayim Al-Jauziyyah. (2012). Rauḍat Al-Muḥibbīn wa Nuzhat Al-Musytāqīn, Beirut : Dār Al- Kotob Al- ilmiah.
  12. Imam Al-Bushiry. (2009). Qasidah Burdah. Terjm. Muhammad Adib, Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
  13. Imam Syafi’i (2018) Harmonisasi Kehidupan Masyarakat (kajian nilai-nilai pendidikan antara Islam, Hindu dan Kristen) di Desa Senduro,Kec.Senduro, Lumajang. Jurnal Pendidikan Islam Vicratina 3 (1).
  14. Irawati Istadi. (2016). Mendidik dengan Cinta, Yogyakarta: Pro-U Media.
  15. Sirajuddin Abbas. (2006) Sejarah dan Keangungan Madzhab Syafi’i, Jakarta Selatan : Nunggal Cipta.
  16. Mahyuddin Barni & Muhammad Yusran (2019). Student Ethics in Learning Perspectives of Kiai Hajj Muhammad Zaini Sekumpul Martapura. Jurnal Pendidikan Islam Dinamika Ilmu 19 (2).
  17. Majid, Abdul dan Dian Andayani. (2011). Pendidikan Karakter Prespektif Islam, Bandung: Rosda Karya.
  18. Moh. Tariqul chaer. (2016). Islam dan Pendidikan Cinta Damai. Jurnal Pendidikan Islam: Istawa. 2 (1).
  19. Muhammad bin Ismā’īl al Bukhārī, Sahih al Bukhārī
  20. Muhammad bin Ismā’īl al Bukhārī. (1999). Sahih al Bukhārī . Damaskus : Dār Ibn Kasīr.
  21. Muhammad Fathollah. (2018). Surat Cinta Para Sufi :Yogyakarta Diva Pres.
  22. Muhammad Vandestra. (2018) Kisah Kehidupan Uwais Al-Qarni Sang Penghuni Langit Kekasih Tuhan Alam Semesta, Bandung : Pustaka Islam.
  23. Muzakir (2017). Harmonisasi Tri Pusat pendidikan dalam pengembangan pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam Al-Ta’dib 10 (1)
  24. Nawawi Al-Bantani. (2005). Nasaihul Ibad, Bandung : Irsyad Baitus Salam.
  25. Nuruddin ‘Ali Al-Haitami. (1412 H). Majma’ al-Zawâ’id wa Manba’ al-Fawâ’id, Beirut: Dār al-Fikr.
  26. Otto Sukatno. (2012). Mahabbah Cinta Rabiah Al-Adawiyah.Jakarta: Narasi.
  27. Supiana, (2012). Metodelogi Studi Islam, Jakarta : Direktorat Jendral Pendiidkan Islam Kementrian Agama.
  28. Rahmi Damis. ( 2014). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Ajaran Cinta Dalam Tasawuf. Jurnal Al-Ulum IAIN Sultan Amai Gorontalo, 14 (1).
  29. Yusuf Efendi. (2015). Kebangkitan kedua Umat Islam: Jalan Menuju Kemuliaan, Jakarta : Paramadina.