Main Article Content
Abstract
Praktik pelecehan seksual semakin mengkhawatirkan setelah terungkapnya beberapa pimpinan pesantren yang melakukannya terhadap santri di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Penelitian bertujuan untuk menganalisis praktik pelecehan seksual, pengawasan pengurus pesantren dan respons orangtua terhadap praktik pelecehan seksual terhadap anak. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara dengan guru dan orangtua murid. Analisis data dilakukan secara kualitatif berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelecehan seksual di pesantren semakin terbuka dengan adanya keberanian santri untuk melaporkan setiap tindakan pelecehan seksual yang dialaminya. Pengawasan dalam upaya pencegahan pelecehan seksual semakin diperketat dengan berbagai cara yaitu Memperkuat Pemahaman bagi Pengasuh, Membatasi kedekatan antar santri bila adanya Indikasi mencurigakan, Pemasangan CCTV di Asrama, Memisahkan santri laki-laki dan perempuan, Menempatkan Pengasuh dalam Setiap Asrama dan Mengedukasi Ilmu Agama bagi Anak. Pasca terungkapnya kasus pelecehan di pesantren ke publik, orangtua semakin hati-hati. Pendekatan persuasif dengan anak untuk menceritakan kondisi pesantren sangat terbuka sehingga dapat memudahkan orangtua mengidentifikasi ada atau tidaknya praktik pelecehan seksual di pesantren.