Main Article Content

Abstract

Referring to Muslim countries outside Indonesia, several progressive legal regulations are obtained, because they display the jināyat (Penal Code) of their marriage law. Social facts in Indonesia identify the criminal aspects related to violations in marriage, such as unrecorded marriages, illegal polygamy, interfaith marriages, divorce, infidelity, domestic violence, or fraud. It has caused enormous legal and social problems, especially those related to the protection of women and children right. The purpose of this study is to analyze the criminal aspects reasoning in family law and its settlement in legal institutions in Indonesia. This research was conducted based on literature study by collecting data and theoretical foundations related to aspects of criminal acts in marriage law. The results showed that, firstly, the criminal aspects of family law in Indonesia are included in the Penal Code (KUHP) Article 279, which includes violations of law or criminal aspects of marriage law that harm other people. Secondly, the settlement of criminal aspects in family law in legal institutions in Indonesia is the expansion of several religious courts authority. For Instance, the authority of the Syar'iyah Court in Aceh is an inevitability. Considering that everything that is regulated under the religious courts authority, both concerning marriage, inheritance, waqf, zakat, to the issue of shari'ah economics, all of which are that has been attached to Muslim society.

Keywords

Criminal Aspects Syar'iyah Court Religious Court Marriage Law

Article Details

How to Cite
Wahyudani, Z., S. Mukhlas, O., & Abdul Hakim, A. (2023). Aspek Pidana Dalam Hukum Keluarga Dan Penyelesaiannya Pada Lembaga Hukum Di Indonesia. Legalite : Jurnal Perundang Undangan Dan Hukum Pidana Islam, 8(1), 75-90. https://doi.org/10.32505/legalite.v8i1.6197

References

  1. Amri, Aulil. “Perkawinan Beda Agama Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam.” Media Syari’ah 22, no. 1 (May 6, 2020): 48. https://doi.org/10.22373/jms.v22i1.6719.
  2. Amri, Miftahul. “Konsep Maslahat Dalam Penetapan Hukum Islam (Telaah Kritis Pemikiran Hukum Islam Najamuddin At- ThuFi).” Et-Tijarie: Jurnal Hukum dan Bisnis Syariah 5, no. 2 (December 4, 2018). https://doi.org/10.21107/ete.v5i2.4585.
  3. Ar, Suhariyono. “Penentuan Sanksi Pidana Dalam Suatu Undang-Undang” 6, no. 4 (2009).
  4. Askar, Muhammad Afdhal. “Sanksi Pidana Bagi Pelaku Poligami dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Dalam Perspektif Hukum Islam dan Sistem Hukum Nasional.” Bertuah Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam 2, no. 1 (April 8, 2021): 13–24. https://doi.org/10.56633/jsie.v2i1.228.
  5. Dardiri, Ahmadi Hasanuddin, Marzha Tweedo, and Muhammad Irham Roihan. “PERNIKAHAN BEDA AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF ISLAM DAN HAM.” Khazanah 6, no. 1 (June 2, 2013): 99–117. https://doi.org/10.20885/khazanah.vol6.iss1.art8.
  6. Dewi, Gemala. “Kewenangan Pengadilan Agama (Mahkamah Syar’iyah) Di Nad Dalam Melakukan Eksekusi Sanksi Pidana Islam (Hukum Jinayat) Menurut Ketentuan Hukum Dan Sistem Peradilan Di Indonesia.” Jurnal Hukum & Pembangunan, no. 0 (May 3, 2017): 237–53. https://doi.org/10.21143/jhp.vol0.no0.190.
  7. Fakhriah, Efa Laela, and Yusrizal’. “Kewenangan Mahkamah Syar’iyah di Aceh Dihubungkan Dengan Sistem Peradilan Di Indonesia.” Jurnal Ilmu Hukum 4, no. 2 (January 16, 2013): 112–33. https://doi.org/10.30652/jih.v3i2.1814.
  8. Khosyi’ah, Siah. “Akibat Hukum Perkawinan Tidak Dicatat Terhadap Istri Dan Anak Atas Hak Kebendaan Menurut Hukum Islam Di Indonesia.” Asy-Syari’ah 18, no. 2 (December 31, 2015). https://doi.org/10.15575/as.v18i2.659.
  9. Lestari, Novita. “Problematika Hukum Perkawinan Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan Keagamaan 4, no. 1 (July 7, 2018). https://doi.org/10.29300/mzn.v4i1.1009.
  10. Manullang, E. Fernando M. “Misinterpretasi Ide Gustav Radbruch Mengenai Doktrin Filosofis Tentang Validitas Dalam Pembentukan Undang-Undang.” Undang: Jurnal Hukum 5, no. 2 (December 30, 2022): 453–80. https://doi.org/10.22437/ujh.5.2.453-480.
  11. Ma’sum, H. Endang Ali. “Pernikahan Yang Tidak Dicatatkan Dan Problematikanya.” Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam 12, no. 2 (July 1, 2013): 201. https://doi.org/10.14421/musawa.2013.122.201-213.
  12. Nafisah, Durotun. “Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Historis Normatif Dan Filosofis.” An-Nidzam: Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Studi Islam 6, no. 1 (June 5, 2019): 37–52. https://doi.org/10.33507/an-nidzam.v6i1.183.
  13. Pane, Erina. “Eksistensi Mahkamah Syar’iyah Sebagai Perwujudan Kekuasaan Kehakiman.” Al-’Adalah 13, no. 1 (2016): 39–52. https://doi.org/10.24042/adalah.v13i1.1128.
  14. Rajafi, Ahmad. “Sanksi Pidana pada Hukum Keluarga di Indonesia.” Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 13, no. 2 (November 28, 2019): 295–305. https://doi.org/10.24090/mnh.v13i2.3029.
  15. Roslinda, Sri, Bunyamin Alamsyah, and Fredricka Nggeboe. “Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Perkawinan Poligami Dalam Persfektif Perundang-Undangan Indonesia.” Legalitas: Jurnal Hukum 11, no. 1 (December 31, 2019): 27. https://doi.org/10.33087/legalitas.v11i1.168.
  16. Surya, Reni. “Klasifikasi Tindak Pidana Hudud dan Sanksinya dalam Perspektif Hukum Islam.” Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam 2, no. 2 (May 29, 2019): 530–47. https://doi.org/10.22373/sjhk.v2i2.4751.
  17. Wahyudani, Zulham. “Keabsahan Nikah Siri Dalam Perspektif Maslahah.” Jurisprudensi: Jurnal Ilmu Syariah, Perundang-undangan, dan Ekonomi Islam 12, no. 1 (July 11, 2020): 44–63. https://doi.org/10.32505/jurisprudensi.v12i1.1508.
  18. Yunanto, Yunanto. “Penegakan Hukum Spiritual Terhadap Pelanggaran Dalam Hukum Keluarga.” Jurnal Hukum Progresif 7, no. 1 (April 30, 2019): 64. https://doi.org/10.14710/hp.7.1.64-80.
  19. Buku-Buku
  20. Abdul QadirAudah, At-Tasyri’ al-Jinaiy al-IslamiMuqaranan bi alQanun al-wadh’i, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1992 M/1412 H, h. 2015. Bandingkan dengan al-Mawardi dalamal-Ahkam al-Sulthaniyah.H. 2016 dan Muhammad Bahjat dalam Muhadarat fi al-Fiqh al-Jinai al-Islamih. 26.
  21. Abu Hasan Al-Mawardi, al-Ahkam al Sulthaniyah,(Dar al Fikr, Cet. I th.. 1380 H/ 1960 M), 219
  22. David N, Schiff, “Hukum Sebagai Suatu Fenomena Sosial”, dalam Adam Podgorecki dan Christoper J. Whelan “Sociological Approaches to Law”, Ter. Rnc. Widyaningsih dan Kartasapoetra. Pendekatan Sosiologis Terhadap Hukum, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), 287.
  23. Dawoud El-Alami and Doreen Hinchcliffe, Islamic Marriage an Divorce Laws of The Arab World, Cimel Book Series 2 (London: Kluwer Law International, School of Oriental and African Studies, University of London, 1966), 62
  24. E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, (Jakarta: Stori Grafika, 2012), 230.
  25. Ibnu Elmi dan Jefry Tarantang, Hukum Perkawinan (Politik Hukum- Legislasi Rancangan Qanun Aceh), (Yogyakarta: K-Media, 2021), 118
  26. Lawrence M, Friedman, American Law An Introduction Second Edition (Hukum Amerika Sebuah Pengantar), terjemahan Wishnu Basuki, Jakarta: Penerbit PT. Tatanusa. 2001. 14
  27. MDC Legal Advisors, Malaysia: Undang-Undang Keluarga Islam 1984 (Perak) (Kuala Lumpur: MDC Sdn. Bhd, t.t.), 17
  28. Moeljatno, Azaz-Azas Hukum Pidana, (Bandung: Armico,1983).12
  29. Muchtar Ali, Pidana Kurungan Bagi Pelanggaran Hukum Perkawinan (Studi Perbandingan antara Malaysia, Pakistan, Tunisia dan Indonesia), Jurnal Bimas Islam Vol.9. No.IV 2016, 725.
  30. Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, al-Hudud fi al-Islam Muqaranatuha bi al-Qawanin al-Wad‘iyyah, (Mesir: Dar al-Kutub, 1973), hal. 13
  31. Mustafa Abdullah & Ruben Ahmad, Intisari Hukum Pidana, (Ghalia Indonesia, Jakarta, 1993), 9
  32. Satrochid Kertanegara, HukumPidana, (Balail ektur Mahasiswa, tt,) 65
  33. Oyo Sunaryo Mukhlas. Perkembangan Peradilan Islam: dari Kahin di Jazirah Arab ke Peradilan Agama
  34. Tahir Mahmood, Personal Law In Islamic Countries: History, Text, and Comparative Analysis (New Delhi: Academy of Law and Relegion, 1987), 156
  35. Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Cetakan Keempat,(Eresco, Bandung,1986), 1