Main Article Content

Abstract

Artikel ini akan membahas mengenai semantik-‘irfânĭ sebagai model penafsiran sufistik. Model tafsir ini telah menjadi tradisi tersendiri di kalangan ulama tasawuf ketika mereka ingin menafsirkan teks secara batini (tafsir mistik).Ulama tasawuf dalam pengertian ini adalah mereka yang memiliki dua kemampuan yaitu kemampuan diskursif dan kemampuan iluminatif. Kemampuan diskursif biasanya didapat dengan belajar dan melakukan olah pikir. Sedangkan kemampuan iluminatif adalah kemampuan yang didapat melalui proses perjalanan suluk (melalui proses penyucian jiwa) dan riyâdhah (atau latihan spiritual). Dengan kedua metode ini, kaum sufi kemudian mencoba menggkaji dan membahasakan makna-makna rahasia teks suci Al-Qur’an yang dalam kajian ini disebut sebagai metode semantik-’irfânĭ.

Keywords

Tafsir Sufistik Semantik’Irfânĭ

Article Details

How to Cite
Cibro, R. (2019). SEMANTIK ‘IRFĀNI SEBAGAI MODEL TAFSIR SUFISTIK. At-Tafkir, 12(2), 185-197. Retrieved from https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/at/article/view/1334

References

  1. Annemarie Schimmel, Mystical Dimension of Islam, (Chappel Hill-USA: The University of North Carolina Press, 1975)
  2. Annemarie Schimmel, Engkaulah Angin, Akulah Api; Hidup dan Karya Jalaluddin Rumi,(Bandung: Mizan, 2008)
  3. Abdǔl Karĭm Hawãzin Al-Qushairĭ, Risalah Al-Qusyairiyah, terjemahan Muhammad Luqman Hakim, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 8.
  4. Abdǔl Karĭm Hawãzin Al-Qushairĭ, Lathâif al-Ishârah, (Lebanon: Kitab Dar Al Ilmiyah, 2007), Juz 1-3.
  5. Abu Nasr Al-Sarraj, Al-Luma,’Terjemahan Wasmukan dan Samson Rahman, (Surabaya: Risalah Gusti, Surabaya, 2002)
  6. Ali Hasyimi dalam buku Ruba’i Hamzah Fansuri; Karya Sastra Sufi Abad ke XVII,(Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pelajar Malaysia, Kuala Lumpur, 1976)
  7. F. R. Falmer, Semantic, (New York: Cambridge University Press, 1981)
  8. G. W. J. Drewes and L. F. Brakel,The Poems of Hamzah Fansuri, (Chinnaminson USA: Foris Publication, 1986)
  9. Henry Corbin, Alone with the Alone; Creative Imagination in the Sǔfism of Ibn ‘Arabĭ, (New Jersey: Princeton University Press, 1997)
  10. Syed Mohammad Naquib Al Attas, The Mysticism of Hamzah Fansuri, University of Malaya, Kuala Lumpur, 1970/
  11. Henry Corbin, Alone with the Alone; Creative Imagination in the Sǔfism of Ibn ‘Arabĭ, (New Jersey: Princeton University Press, 1997)
  12. Ja’far, Manusia menurut Suhrawardi Al-Maqtul, (Banda Aceh: PeNA, 2011)
  13. Mehdi Hairi Yazdi, Menghadirkan Cahaya Tuhan, terj. Ahsin Muhammad, (Bandung Mizan, 2003)
  14. Michael A. Sells (ed) Early Islamic Mysticism; Sufi, Qur’an, Mi’raj, Poetic and Theological Writing, (New York: Paulist Press, 1996),
  15. Nur Kholis Setiawan, Al-Qur’an; Kitab Sastra Terbesar, (Yogyakarta : Elsaq Press, 2005)
  16. Oman Fathurrahman, Tanbih Al-Masyi; Menyoal Wahdatul Wujud, Kasus Abdurrauf Singkel, di Aceh Abad ke 17, (Bandung, Mizan, 1999)
  17. Rosihon Anwar, Menelusuri Ruang Bathin Al-Qur’an; Belajar Tafsir Bathini pada Allamah Thaba’ Thaba’i, (Jakarta: Erlangga, 2010)
  18. Syaifan Nur, Mulla Sadra; Pendiri Mazhab Al-Hikmah Al-Muta’aliyyah,(Bandung: Teraju Mizan, 2003)
  19. Toshihiko Izutzu God and Man in the Qur’an, Semantic of the Qur’anic Weltanschaung, (Kuala Lumpur, Islamic Book Trust, 2002)
  20. WanMohd Shahgir Abdullah, Manhalus Shafi Syekh Daud Al Fatani; Membicarakan Rumus-rumus Shufi dan Istilah-istilah Tasawuf,(Kuala Lumpur:Khazanah Fathimiyah, 1992).