Alhamdulilahirabbil‘alamiin. Masih dengan jimat yang sama, hamdalah adalah jimat ilmiah kami sehingga mampu menghadirkan karya kecil ini. Kami ingat dengan lampu merah yang sering pasang setiap per-empatan jalan di kota-kota. Ya. Filosofis lampu merah juga mengingatkan kami untuk menekan rem dengan kuat untuk berhenti, berhenti untuk menyiapkan tenaga untuk berjalan kembali. Kehadiran jurnal mungil ini berbuah karena ada ritme untuk berhenti, hati-hati, dan siap berjalan kembali. Namun kami sadari, naluri lampu merah tidak berbanding lurus dengan jihad ilmiah yang harus terus mengobarkan semangat belajar dan terus belajar.
Terkadang kami berhenti beberapa waktu dengan berbagai alasan keterlambatan, disanalah terjadi proses diskusi panjang—apa yang harus kami jadikan amunisi pada edisi ini? Menjawab hal ini bukan hal mudah—bukan ritual penerbitan? Bukan pula gengsi dan harga diri pengelola jurnal? Tetapi ini semua adalah konsistensi jihad ilmiah. Bagus tidaknya sajian kami, hanya pembacalah yang mampu menilai, tentunya dengan berbagai standar nilai.
Langsa, Desember 2017
Redaksi
Published: Dec 13, 2017